Kisah Islami, Hamzah Bin Abdul Muthalib

Kisah Islami, Hamzah Bin Abdul Muthalib

Seputarkita.idHamzah bin Abdul Muthalib bin Hasyim merupakan seorang sahabat yang sangat cerdas dan berpendirian kuat la juga termasuk orang yang paling disegani di negeri Arab. Selain sebagai sahabat, ia merupakan paman sekaligus saudara sepersusuan Rasulullah Saw. Usianya lebih tua dua tahun dibanding Rasulullah Saw.

Tahun kedua kenabian, Hamzah bin Abdul Muthalib memeluk agama Islam. la ikut hijrah bersama Rasulullah Saw ke Madinah serta memerangi orang kafir Quraisy pada Perang Badar dan Uhud, la dijuluki oleh Rasulullah Saw sebagai Asadullah (Singa Allah) dan memberikan penghormatan Sayyidus Syuhada (Pemimpin para Syuhada).

A. Kemarahan Hamzah

Sejak muda, Hamzah bin Abdul Muthalib gemar berburu. Suatu hari, paman Rasulullah Saw ini berburu binatang, namun tidak mendapatkan hasil Akhirnya, ia pun menuju Ka'bah untuk thawaf.

Dalam perjalanan menuju Baitullah, Hamzah bertemu dengan salah seorang budak wanita milik Abdullah bin Jud'an at-Taimi. Budak tersebut mendatanginya seraya berkata, "Wahai Abu Umarah, seandainya tadi pagi kamu melihat sesuatu yang dialami oleh Rasulullah Saw, ke ponakanmu, maka kamu tidak akan membiarkannya. Ketahuilah bahwa Abu Jahal telah menyakiti dan memaki beliau, hingga akhirmya tubuhnya penuh dengan luka."

Mendengar kabar tersebut Hamzah pun terdiam dan melangkahkan kakinya menuju Baitullah. la berjalan sambil menundukkan kepala dan menyesal lantaran tidak mengetahui secara langsung peristiwanya. Sambil membawa busur dan anak panah, ia berharap bisa bertemu dengan Abu Jahal dan membunuhnya.

Ketika Hamzah telah sampai di Baitullah, lantas ia melihat Abu Jahal dan para pembesar Quraisy yang sedang berbincang-bincang. Dengan tenang, Hamzah mendekati Abu Jahal. la melepaskan busur anak panah ke arah Abu Jähal berkali-kali. Pembesar Quraisy ini pun jatuh tersungkur dan darah segar mengucur deras dari dahi.

Hamzah membentak Abu Jahal dengan perkataan, "Mengapa kamu memaki dan menyiksa Muhammad, padahal aku telah menganut agama dan meyakini perkataannya? Sekarang, jika kamu berani coba ulangi makian dan ucapanmu itu kepadaku!"


Orang-orang yang berada di sekitar Baitullah lupa terhadap penghinaan yang menimpa pemimpin mereka. Mereka terpesona oleh kata-kata Hamzah yang menyatakan bahwa dirinya telah menganut dan menjadi pengikut Rasulullah Saw

Kemudian beberapa orang yang berasal dari Bani Makhzum bangkit untuk melawan Hamzah dan menolong Abu Jahal. Namun, Abu Jahal melarangnya kemudian berkata, "Biarkanlah Abu Umarah melampiaskan amarahnya kepadaku. Karena, tadı pagi, aku telah memaki dan mencerca keponakannya dengan kata-kata yang tidak pantas."

Sesampal di rumah, Hamzah duduk terbaring untuk menghilangkan rasa lelah. la merenungkan peristiwa yang baru saja dialami.

B. Syahidnya Komandan Perang

Abu Jahal menghasut dan "memancing" orang-orang Quraisy untuk melakukan tindak kekerasan terhadap Rasulullah Saw dan pengikutnya. Hamzah tidak dapat membendung kekerasan yang dialami para sahabat yang lemah. Namun, keislaman telah menjadi perisai dan benteng pelindung bagi kaum muslimin.

Pada Perang Badar, Rasulullah Saw menunjuk Hamzah sebagai salah seorang komandan perang. la dan Ali bin Abi Thalib menunjukkan keberanian dan keperkasaan luar biasa dalam mempertahankan kemuliaan agama Islam. Akhirnya, kaum muslimin berhasil memenangkan perang secara gilang gemilang.

Namun, para orang kaum kafir Quraisy tidak mau menelan kekalahan mereka begitu saja. Dan akhirnya mereka mempersiapkan diri dan mencoba menghimpun segala kekuatan untuk menuntut balas kekalahannya. Kemudian, saat terjadi Perang Uhud, kaum kafir Quraisy bersekutu dengan beberapa kafilah Arab lain untuk menghancurkan kaum muslimin. Sasaran utama perang ini adalah Rasulullah Saw dan Hamzah.

Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan bin Harb memerintahkan seorang budak, Wahsyi bin Harb, untuk membunuh Hamzah. Jika berhasil menunaikan tugas. Hindun berjanji akan memerdekakan Wahsyi dan imbalan yang besar

Setelah mengintai, Wahsyi melempar tombaknya ke arah Hamzah. Pemimpin perang ini pun tersungkur karena terkena tombak pada pinggang bagian bawah hingga tembus ke bagian muka. Hamzah pun wafat sebagai syahid.

C Kesedihan Rasulullah Saw.

Usai peperangan. Rasulullah Saw dan para sahabat memeriksa jasad para syuhada. Sejenak beliau berhenti menyaksikan dan membisu seraya air mata menetes di kedua belah pipi. Tidak sedikit pun terlintas di berak beliau bahwa moral bangsa Arab telah begitu merosot. Mereka tega berbuat keji dan kejam terhadap jasad Harmzah Tubuhnya dirusak dan diambil hatinya.

Rasulullah Saw mendekati jasad Hamzah seraya berkata, "Tak pernah aku menderita sebagaimana yang kurasakan saar ini. Dan tidak ada suasana yang lebih menyakitkan diriku daripada suasana sekarang ini."


Setelah itu, Rasulullah Saw dan kaum muslimin melakukan shalat jenazah untuk Hamzah dan para syuhada lainnya.

Dalam kitab Usud al-Ghabah, Ibnu Atsir mengatakan bahwa dalam Perang Uhud, Hamzah berhasil membubuh 31 orang kafir Quraisy. Suatu saat, ia tergelincir sehingga terjatuh ke belakang dan tersingkaplah baju besinya. Saat itu, ia langsung ditombak dan disobek perutnya. Hatinya dikeluarkan oleh Hindun untuk dikunyah namun ia memuntahkan karena tidak bisa menelan.

Ketika melihat keadaan tubuh Hamzah, Rasulullah Saw sangat marah. Allah Swt berfirman : 

(QS. an-Nahl [16]: 126)

Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Umaiyah bin Khalaf bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, "Siapakah salah seorang pasukan kalian yang dadanya dihias dengan bulu-bulu itu?"

Abdurrahman menjawab, "Ia adalah Hamzah bin Abdul Munthalib."

Khalaf menjawab, "Ia yang membuat kekalahan kepada kami."

Abdurrahman menyebutkan bahwa ketika Perang Badar, Hamzah berperang di samping Rasulullah Saw dengan memegang dua bilah pedang. Dalam riwayat Jabir, ketika Rasulullah Saw melihat Hamzah terbunuh, beliau menangis.

Lebih baru Lebih lama