Seputarkita.id - Kualitas udara mengacu pada keadaan atmosfer di suatu wilayah, yang mencakup berbagai parameter fisik, kimia, dan biologis yang memengaruhi kesehatan manusia, lingkungan, serta ekosistem secara keseluruhan. Parameter ini meliputi beragam zat pencemar udara seperti partikel mikroskopis (PM2.5 dan PM10), gas-gas seperti ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan karbon monoksida (CO), serta zat kimia lainnya yang dapat berasal dari sumber alami maupun aktivitas manusia, seperti industri, transportasi, dan pembakaran bahan bakar fosil.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Ketika kualitas udara baik, atmosfernya jernih dan hanya mengandung sedikit partikel padat serta polutan kimia. Kualitas udara yang buruk, yang mengandung polutan pada tingkat tinggi, sering kali terlihat berkabut dan berbahaya bagi kesehatan serta lingkungan. Kualitas udara diukur dengan menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara, yang didasarkan pada konsentrasi polutan yang ada di udara pada lokasi tertentu.
Parameter Kualitas Udara
Standar kualitas udara yang optimal mengacu pada Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU. ISPU adalah angka yang tidak memiliki satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. ISPU ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi.
Parameter kualitas udara yang dihirup oleh masyarakat terbagi atas lima kategori penting, yaitu:
Mengapa Kualitas Udara Berubah?
Karena udara selalu bergerak, kualitas udara dapat berubah dari hari ke hari, atau bahkan dari satu jam ke jam berikutnya. Untuk lokasi tertentu, kualitas udara merupakan hasil langsung dari pergerakan udara di area tersebut dan bagaimana manusia memengaruhi atmosfernya.
Manusia Mempengaruhi Kualitas Udara
Fitur geografis seperti pegunungan, garis pantai, dan tanah yang dimodifikasi oleh manusia dapat menyebabkan polutan udara terkonsentrasi di, atau menyebar dari, suatu area. Namun, jenis dan jumlah polutan yang masuk ke udara memiliki dampak yang jauh lebih besar pada kualitas udara. Sumber alami, seperti aktivitas gunung berapi dan badai debu, menambahkan beberapa polutan ke udara, tetapi sebagian besar polutan berasal dari aktivitas manusia. Knalpot kendaraan, asap dari pembangkit listrik tenaga batu bara, dan gas beracun dari industri adalah contoh polutan udara buatan manusia.
Angin Mempengaruhi Kualitas Udara
Pola angin berdampak pada kualitas udara karena angin memindahkan polusi udara. Misalnya, daerah pesisir dengan pegunungan pedalaman mungkin memiliki polusi udara lebih banyak di siang hari ketika angin laut mendorong polutan ke daratan, dan polusi udara lebih rendah di malam hari karena arah angin berbalik dan mendorong polusi udara ke laut.
Suhu Mempengaruhi Kualitas Udara
Suhu juga dapat memengaruhi kualitas udara. Di daerah perkotaan, kualitas udara sering kali lebih buruk di bulan-bulan musim dingin. Ketika suhu udara lebih dingin, polutan gas buang dapat terperangkap dekat permukaan di bawah lapisan udara dingin yang padat. Pada bulan-bulan musim panas, udara panas naik dan menyebarkan polutan dari permukaan Bumi melalui troposfer atas. Namun, peningkatan sinar matahari mengakibatkan ozon permukaan tanah yang lebih berbahaya.
Polusi Udara
Polusi udara berdampak negatif pada daratan dan lautan, serta atmosfer. Kualitas udara yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan di Bumi. Dengan meningkatnya populasi dunia dan 80% anggaran energi dunia berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, kualitas udara tetap menjadi perhatian utama bagi kualitas hidup kita saat ini dan di masa mendatang.